Setiap kejadian alam tentu ada hikmahnya. Namun demikian manusia tidak serta merta mengetahui dan menyadari apa hikmah dibalik bencana atau musibah itu baik dari sisi korban jiwa, kejadian alamnya atau bahkan waktu kejadian itu sendiri.
Coba perhatikan lagi kejadian gempa dahsyat dan tsunami paling hebat abad ini yang melanda Aceh, Sumatera dan beberapa negara Asia Tenggara hingga menewaskan lebih dari 210.000 jiwa.Kejadian itu tanggal 26 Desember 2004 dicatat sebagai tsunami paling dahsyat abad 21 ini. Bila dilihat pada kalender hijriyah atau kalender Islam dan kalender Jawa, maka tanggal itu besamaan dengan 14 Dzulkaidah 1425 H yaitu malam bulan purnama.
Gunung Merapi di Jawa Tengah meletus tanggal 26 Mei 2006 yang menewaskan banyak korban jiwa. Saat itu gunung Merapi juga batuk menyemburkan awan panas wedhus gembel yang menyapu kawasan wisata di sekitar lereng Merapi serta menurunkan hujan abu yang tebal hingga mencapai 4 kabupaten yaitu Klaten, Sleman, Magelang dan Boyolali.
Tanggal 26 Mei 2006 bila dicek ke penanggalan Jawa atau Hijriah bertepatan 27 Rabiul Akhir 1427 dimana biasanya menjadi titik balik bulan purnama.
Kemudian terjadi gempa bumi Tasikmalaya tanggal 26 Juni 2010 dengan kekuatan 6,3 SR di laut Selatan. Akibat dari gempa itu, setidaknya ada 50 rumah runtuh. Tanggal 26 Juni 2010 bila ditilik pada kalender hijriah bertepatan 14 Rajab 1431 yaitu tepat malam bulan purnama.
Sebelumnya tanggal 26 Desember 2003, gempa 6,4 SR mengguncang daratan Iran tepatnya di kota Bam padat penduduk. Sehingga meluluhlantakkan kota itu dan menewaskan sekitar 45.000 jiwa.
Mundur lagi ke tanggal 26 Desember 1932 terjadi gempa di Kansu China yang menewaskan sedikitnya 70.000 jiwa. Tanggal tersebut bertepatan dengan 27 Syaban 1351 yaitu titik balik bulan purnama.
Bencana gempa bumi 7,9 SR tercatat mengguncang Erzincan Turki tanggal 26 Desember 1939 hingga menewaskan 41.000 jiwa. Tanggal 26 Desember 1939 bila dicek ke penanggalan Islam maka tepat malam bulan purnama yaitu 14 Dzulkaidah 1358 Hijriah.
Dan yang baru saja terjadi adalah meletusnya Gunung Merapi tanggal 26 Oktober 2010 atau tanggal 18 Dzulkaidah yang masih dekat dengan malam bulan purnama.
Mengapa banyak bencana alam terjadi pada tanggal 26 atau berdekatan dengan malam bulan purnama? Silakan pembaca mencermati dan menggali hikmah dibalik peristiwa demi peristiwa. (*)
BENCANA ALAM TANGGAL 26
Gunung Merapi Meletus 26 Oktober 2010. Tadi sore, salah satu gunung berapi di Indonesia, Merapi meletus. Peristiwa ini berlangsung sekitar pukul 17.02 WIB. Akibatnya sedikitnya 14 korban mengalami luka bakar akibat terkena semburan awan panas Gunung Merapi pada pukul 17.02 dan 17.23 petang yang disusul dengan letusan sebanyak tiga kali pada pukul 18.00 WIB.
Terpaksa Ribuan warga diungsikan ketempat yang lebih aman dan diluar dari jangkauan letusan dan abu vulkani Merapi. Warga yang hendak mengungsi diberikan masker gratis oleh petugas dari pemerintah daerah setempat dengan dibantu Tentara Nasional Indonesia dan Polisi. Masker tersebut digunakan lantaran asap vulkanik yang ditimbulkan terasa perih di mata dan membuat kepala pusing.
Diperkirakan jumlah korban masih akan terus bertambah. Karena pukul 20.30 WIB gunung yang membelah Propinsi Jateng dan DIY, masih terus menyemburkan awan panas dan hujan abu yang mengarah ke barat dan selatan. Kondisi demikian ini, membuat kawasan Pakem dan sekitarnya tampak gelap tertutup abu.
Gempa Tasikmalaya
26 Juni 2010
Liputan6.com, Sukabumi:
Gempa berkekuatan 6,3 skala Richter yang terjadi di Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (26/6) petang terasa sampai ke Sukabumi. Warga yang kebetulan berada di dalam gedung maupun rumah berhamburan ketika merasakan getaran gempa.
Puluhan karyawan Radio Citra Lestari (RSPD) di Jalan R.A Kosasih, dengan panik meninggalkan gedung siaran. Mereka sempat berteriak-teriak ketika guncangan gempa makin kencang. Situasi serupa juga dirasakan warga yang bermukim di Cikole. Seorang ibu bernama Merry mengaku dirinya terpaksa lari keluar rumah lantaran takut.
Di beberapa pusat perbelanjaan di Sukabumi, warga pun nampak berlarian. Sejauh ini belum ada laporan mengenai kerusakan gempa yang berpusat di 118 kilometer barat daya Tasikmalaya atau 122 kilometer barat daya Ciamis itu. Gempa sendiri memiliki kedalaman 34 kilometer namun tak berpotensi tsunami.(OMI/ADO)
Gempa dan Tsunami Aceh
26 Desember 2004
26 Desember 2004…..
Gempa bumi tektonik berkekuatan 8,5 SR berpusat di Samudra India (2,9 LU dan 95,6 BT di kedalaman 20 km (di laut berjarak sekitar 149 km selatan kota Meulaboh, Nanggroe Aceh Darussalam). Gempa itu disertai gelombang pasang (Tsunami) yang menyapu beberapa wilayah lepas pantai di Indonesia (Aceh dan Sumatera Utara), Sri Langka, India, Bangladesh, Malaysia, Maladewa dan Thailand.
Menurut Koordinator Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jan Egeland, jumlah korban tewas akibat badai tsunami di 13 negara (hingga minggu 2/1) mencapai 127.672 orang. Namun jumlah korban tewas di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika Timur yang sebenarnya tidak akan pernah bisa diketahui, diperkirakan sedikitnya 150.000 orang. PBB memperkirakan sebagian besar dari korban tewas tambahan berada di Indonesia. Pasalnya, sebagian besar bantuan kemanusiaan terhambat masuk karena masih banyak daerah yang terisolir.
Sementara itu data jumlah korban tewas di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara menurut Departemen Sosial RI (11/1/2005) adalah 105.262 orang. Sedangkan menurut kantor berita Reuters, jumlah korban Tsunami diperkirakan sebanyak 168.183 jiwa dengan korban paling banyak diderita Indonesia, 115.229 (per Minggu 16/1/2005). Sedangkan total luka-luka sebanyak 124.057 orang, diperkirakan 100.000 diantaranya dialami rakyat Aceh dan Sumatera Utara.
Iitulah kisah suram 5 tahun silam yang terjadi di penghujung tahun 2004 silam. Namun, seiring waktu berjalan, segala perbaikan terus berjalan. Setidaknya, begitulah yang terbaca dan terdengar di media massa.
Akan tetapi, ironinya, masih terlihat adanya barak-barak yang berpenghuni, seperti di bantaran sungai Krueng Aceh, yang di kenal dengan Barak Bakoy. Memang kita tidak bisa menduga, apa yang terjadi ? Dengan dana yang melimpah, di dukung oleh sumber daya manusia yang multi culture, high intelegence, tapi semua ini masih terhidang di depan kita. Aneh..
Barak bakoy adalah salah satu bukti dari kisah silam yang masih ada, mungkin juga masih ada bakoy-bakoy lain yang belum sempat penulis tahu.
Gempa di Iran
26 Desember 2003
Bencana gempa bumi 7,9 SR tercatat mengguncang Erzincan Turki tanggal 26 Desember 1939 hingga menewaskan 41.000 jiwa. Tanggal 26 Desember 1939 bila dicek ke penanggalan Islam maka tepat malam bulan purnama yaitu 14 Dzulkaidah 1358 Hijriah.
Gempa china
26 Desember 1932
Mundur lagi ke tanggal terjadi gempa di Kansu China yang menewaskan sedikitnya 70.000 jiwa. Tanggal tersebut bertepatan dengan 27 Syaban 1351 yaitu titik balik bulan purnama.
Gempa Turki
26 Desember 1939
Mengapa banyak bencana alam terjadi pada tanggal 26 atau berdekatan dengan malam bulan purnama? Silakan pembaca mencermati dan menggali hikmah dibalik peristiwa demi peristiwa.
0 komentar:
Posting Komentar